Contents
Sebelum memikir kan bisnis desain grafis, Awalnya saya hanya iseng buka Canva. Waktu itu saya diminta membantu membuat spanduk acara sekolah anak saya. Sumpah, gak ngeerti-ngerti amat soal desain. Tapi ternyata, setelah utak-atik beberapa jam, hasilnya lumayan juga. Dari situ saya mulai mikir, “Eh, bisa kali ya ini jadi duit?”
Saya bukan lulusan desain, gak jago Adobe Illustrator waktu itu, dan bahkan gak tahu beda CMYK dan RGB. Tapi yang bikin aku nekat? Karena teman saya tiba-tiba bilang, “Eh, bikinin aku logo dong. Nanti gue bayar deh.” Nah dari situ mulailah deh perjalanan (yang jujur, naik turun banget) membangun bisnis desain grafis .
Apa Itu Bisnis Desain Grafis?
Kalau dijelasin simpel banget tentang bussiness ini: bisnis desain grafis itu usaha menjual jasa atau produk visual untuk kebutuhan klien. Bentuknya bisa macam-macam — mulai dari logo, poster, konten media sosial, kemasan, hingga desain UI/UX aplikasi atau website studio web.
Tapi, ini bukan cuma soal bikin yang bagus aja. Desain itu alat komunikasi visual. Kita membantu klien menyampaikan pesan kepada audiens mereka melalui warna, bentuk, dan tata letak. Nah, di situlah seninya. Dan jujur, terkadang bikin pusing juga. Pernah sekali saya membuat desain banner untuk UMKM lokal, terus klien berkata, “Kurang semangat getar-nya.” Lah, saya bingung harus nambah emoji atau apaan
Kenapa Bisnis Desain Grafis Punya Peluang Besar?
Ini bukan asal klaim ya. Ada data yang ngedukung.
Di era digital kayak sekarang, semua bisnis desain grafis — dari pedagang bakso hingga startup unicorn — membutuhkan tampilan visual yang menarik. Merek itu bukan cuma soal produk, tapi juga identitas visual. Nah, disitulah peran desainer grafis.
Berdasarkan beberapa sumber pasar freelance dan agensi (saya sempat ngubek-ngubek Fiverr dan Behance juga), permintaan untuk jasa desain terus meningkat. Dan yang lebih menarik: banyak klien dari luar negeri rela membayar lebih mahal asal hasil desainnya sesuai.
Selain itu:
Modal awalnya bisa kecil, cukup laptop dan koneksi internet.
Nggak harus kuliah desain, asal kamu mau belajar otodidak pun bisa.
Fleksibel, bisa kerja dari mana aja.
Bisa dikerjain sambil kerja kantoran, buat nambah cuan.
Saya pernah mendapat proyek dari klien UK, bayar pakai PayPal, dan itu bayarannya 3x lipat dari tarif lokal. Waktu itu saya cuma bantu desain ulang feed Instagram mereka. Gokil sih, cuma modal Canva Pro dan sedikit riset.
Bagaimana cara memulai Bisnis Desain Grafis?
Oke, masuk ke dagingnya. Saya share langkah yang saya jalani, plus beberapa kesalahan juga biar kamu tidak ikut nyungsep.
1. Tentukan Niche
Jangan langsung pengen bisa semuanya. Saya dulu ngotot pengen ngerjain semua: desain logo, infografis, konten medsos, sampai desain baju. Akhirnya malah burnout dan nggak fokus.
Akhirnya saya pilih satu: bisnis desain grafis branding untuk UMKM . Karena saya suka ngobrol sama pelaku usaha lokal dan membantu mereka tampil berbeda. Dari situ portofolio saya mulai keisi dan repeat order mulai datang.
2. Asah Skill dan Buat Portofolio
Kalau kamu belum punya klien, bikin aja proyek fiktif. Saya dulu desain logo untuk “Warung Nasi Ibu Leli” — padahal itu warung imajinasi doang
Gunakan alat gratis seperti:
Kanvas
Photopea (alternatif Photoshop)
Figma (untuk membuat UI/UX)
Desainer Gravit
Krita (buat ilustrasi)
Jangan tunggu sempurna baru mulai. Pokoknya mulai dulu, nanti sambil jalan skill-nya bakal naik sendiri.
3. Bikin Identitas Merek Sendiri
Saya bikin akun Instagram khusus bisnis desain grafis , pakai username yang nyambung: @grafisolehaku. Bio-nya saya isi jelas, dan feed saya isi rutin, meski awalnya hanya 3 suka.
Saya juga membuat portofolio di Behance dan LinkedIn. Percayalah, sekali kamu tampil profesional (walau baru), orang lebih percaya.
Tips Memulai Bisnis Desain Grafis
Sekarang saya mau share beberapa hal yang bisa kamu praktikkan langsung. Ini tips dari pengalaman dan beberapa trial error pribadi.
1. Jangan Takut Ngasih Harga
Awal-awal saya terlalu murah. Logo dibayar Rp50.000, padahal revisi sampai 7x. Bikin nyesek. Sekarang saya belajar kasih harga wajar dan pasang revisi maksimal 2x. Lebih sehat.
2. Bangun Relasi, Bukan Cuma Jualan
Jangan cuma kirim proposal ke calon klien. Bangun hubungan. Tanya kabar mereka. Kasih solusi kecil gratis terkadang juga bisa membuat mereka mengerti kita.
3. Konsisten Mengunggah Karya
Mau itu jelek atau belum sempurna, tetap upload. Algoritma dan orang lain tidak bisa nilai kalau kamu diem aja. Salah satu klien besar saya nemu saya gara-gara lihat postingan lama saya di Instagram.
4. Belajar Copywriting Dasar
Desain tanpa teks yang kuat terkadang jadi datar. Belajar bikin headline yang catchy bisa bikin bisnis desain grafis kamu lebih hidup dan meyakinkan.
5. Upgrade Alat Pelan-pelan
Saya mulai dari Canva gratis. Lalu upgrade ke Canva Pro, lalu belajar Figma dan Affinity Designer. Kamu tidak harus langsung membeli Adobe Creative Cloud. Pelan-pelan aja.
Langkah-Langkah Praktis Membangun Bisnis Desain Grafis dari Nol
Oke, ini versi singkatnya. Kalau kamu pengen checklist biar lebih jelas, ini dia:
Tentukan niche desain (logo, branding, feed Instagram, dll).
Asah skill dengan proyek fiktif atau latihan harian.
Bangun portofolio di media sosial atau platform seperti Behance.
Buat merek sendiri, lengkap dengan logo, bio profesional, dan desain gaya.
Promosi ke teman, komunitas, atau melalui platform freelance seperti Fiverr, Sribulancer, Projects.co.id.
Tentukan harga yang adil dan komunikatif.
Buat sistem kerja: singkat, revisi, dan waktu pengerjaan.
Jaga hubungan dengan klien dan minta testimoni.
Terus belajar tren desain terbaru.
Jangan nyerah walau orderan lagi sepi.
Pelajaran dari Trial & Error
Saya pernah hampir berhenti. Dua bulan tidak ada klien masuk. Saya sempat berpikir, “Apa saya terlalu tua untuk belajar desain?”
Tapi saya ingat satu hal: kita tidak harus menjadi desainer terbaik, cukup jadi desainer yang bisa dipercaya dan konsisten. Di dunia freelance dan desain bisnis, kualitas dan konsistensi sering kali ngalahin skill teknis.
Sekarang, saya bisa bilang saya cukup stabil dapat klien bulanan. Ada yang dari rekomendasi, ada yang dari postingan lama yang viral. Dan semuanya bermula dari satu hal: berani mulai.
Jadi, kalau kamu masih ragu buat mulai bisnis desain grafis, saran saya satu: coba aja dulu. Gagal pun, kamu belajar. Dan belajar itu nggak pernah sia-sia.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Jetstar Asia: Pilihan Maskapai Hemat yang Siap Membawa Kamu Jelajahi Asia Tenggara disini