Saya masih ingat pertama kali melihat burung bayan secara langsung, bukan dari foto atau video YouTube—tapi benar-benar dari dekat, di sebuah pusat rehabilitasi satwa di Sulawesi Tenggara. Warna bulunya yang merah menyala dengan campuran hijau dan biru langsung bikin mata saya terpaku Animals. “Ini burung beneran?!” pikir saya waktu itu. Cantik banget, kayak lukisan hidup. Dan yang paling mengejutkan? Dia bisa menirukan suara saya! Serius.
Sejak saat itu, saya jadi penasaran dan jatuh hati pada burung ini. Tapi, semakin saya belajar, makin sadar bahwa keindahan burung bayan bukan cuma buat dinikmati, tapi juga harus dijaga. Banyak orang masih menganggap burung ini sekadar hewan peliharaan lucu yang bisa ngomong, padahal ada begitu banyak aspek penting yang sering dilupakan.
Di artikel ini, saya akan bercerita dan berbagi pengalaman serta pelajaran tentang bayan—mulai dari keindahannya, habitat, alasan pelestarian, sampai ke pertanyaan yang paling sering muncul: bolehkah burung bayan dipelihara? Kita bahas satu per satu, ya.
Keindahan Burung Bayan yang Bikin Jatuh Cinta
Jujur aja, daya tarik utama burung bayan itu ya… penampilannya. Bulu mereka itu kaya pelangi mini. Kalau kamu pernah lihat burung bayan jantan dari spesies Eclectus, warnanya hijau terang dengan paruh oranye. Tapi betinanya? Merah marun dengan biru keunguan di bawah perut. Lucunya, di dunia burung, biasanya jantan yang paling mencolok, tapi untuk bayan ini malah betinanya yang lebih mencolok. Unik, kan?
Tapi bukan cuma warnanya yang mencolok. Gerakan mereka juga anggun, lembut, dan elegan. Saat mereka bertengger sambil menirukan suara manusia, mereka kelihatan kayak makhluk dari dunia lain. Suatu kali saya pernah main ke rumah teman di Ambon, dan dia punya burung bayan jantan yang bisa bilang, “Apa kabar, Pak Guru?” lengkap dengan intonasinya! Saya ngakak sekaligus takjub.
Dan ini bukan kebetulan. Burung bayan itu salah satu burung paling cerdas di dunia. Mereka bisa meniru puluhan kata, bahkan memahami konteks dasar. Nggak semua spesies bisa begitu, tapi genus Eclectus dan Psittacula termasuk yang pintar-pintar royal garden safari.
Itu sebabnya mereka sering dijadikan burung peliharaan oleh kolektor burung eksotis. Tapi… nanti dulu, nanti kita bahas soal peliharaan, ya. Sekarang mari kita lihat dari sisi lain.
Kenapa Burung Bayan Harus Dilestarikan?
Waktu saya mulai cari tahu lebih dalam tentang burung bayan, saya ketemu data yang bikin sedih. Banyak spesies bayan masuk daftar merah IUCN—yang artinya mereka terancam punah. Alasannya?
Perdagangan ilegal
Ini yang paling parah. Karena suaranya lucu dan warnanya cantik, banyak orang pengen punya bayan. Tapi banyak dari mereka yang diburu dari alam liar dan dijual secara ilegal. Padahal proses penangkapan itu kejam banget. Burung dipisahkan dari induknya, diselundupkan dalam kondisi sempit, bahkan mati sebelum sampai tujuan.Hilangnya habitat
Burung bayan hidup di hutan tropis yang sekarang makin menyempit karena pembalakan liar, pembukaan lahan, dan pembangunan. Kalau hutan mereka hilang, ya habitatnya juga hilang. Tempat mereka mencari makan dan berkembang biak jadi rusak.Kurangnya edukasi publik
Banyak orang belum ngerti kalau burung ini sebenarnya dilindungi undang-undang. Bahkan beberapa spesies burung bayan seperti Nuri Bayan (Eclectus roratus) sudah termasuk hewan langka yang nggak boleh sembarangan dipelihara.
Saya belajar satu hal: kecintaan kita pada burung ini gak boleh egois. Kalau kita suka mereka, mestinya kita bantu melindungi mereka, bukan justru mengambil mereka dari alam.
Habitat Asli Burung Bayan – Rumah yang Tak Bisa Diganti
Burung bayan punya habitat yang spesifik. Mereka suka tinggal di hutan hujan tropis, terutama di Papua, Maluku, Sulawesi, dan beberapa pulau di Pasifik Selatan. Mereka hidup di pepohonan tinggi, sering terlihat bertengger di cabang yang tinggi sambil mencari buah, biji, dan nektar.
Saya pernah ikut ekspedisi kecil di Halmahera untuk mengamati bayan liar. Bayangkan hutan lebat, sunyi, dan tiba-tiba terdengar suara “Halo!” dari atas pohon. Ternyata itu suara bayan betina. Di alam liar, mereka aktif di pagi hari dan sore hari. Mereka makan buah ara, biji kenari, dan kadang nektar dari bunga pohon-pohon besar.
Satu hal yang bikin saya mikir panjang—burung bayan butuh hutan yang utuh dan bebas gangguan. Kalau habitatnya rusak karena kebakaran hutan atau penebangan liar, mereka kehilangan tempat tinggal dan makanan.
Apakah Burung Bayan Bisa Dipelihara? Jawabannya Nggak Sesederhana Itu
Nah ini pertanyaan sejuta umat. Bisa nggak sih pelihara bayan?
Jawabannya: bisa, tapi sangat tidak disarankan kecuali kamu benar-benar paham dan mengikuti aturan hukum serta etikanya.
Burung bayan termasuk hewan yang dilindungi berdasarkan hukum di Indonesia. Bahkan untuk bisa memelihara, kamu harus punya izin resmi dari BKSDA, dan burung yang dipelihara harus berasal dari penangkaran legal, bukan dari alam.
Tapi jujur aja, memelihara burung bayan itu berat. Mereka butuh:
Ruang besar untuk terbang
Interaksi sosial setiap hari (kalau enggak, bisa stres)
Makanan segar dan variasi buah-buahan
Perawatan medis dari dokter hewan khusus unggas
Lingkungan yang bersih dan bebas stres
Saya pernah bantu rawat seekor bayan dari hasil sitaan perdagangan ilegal. Namanya Si Ratu. Dia stres berat, bulunya rontok karena terlalu sering menggaruk dirinya sendiri. Setelah beberapa bulan dirawat intensif, dia mulai tenang dan bisa bicara lagi. Tapi proses itu panjang dan nggak semua orang siap.
Kalau kamu cuma ingin burung lucu yang bisa ngomong, lebih baik pikir dua kali. Karena bayan bukan mainan, dan bukan dekorasi rumah. Mereka makhluk hidup yang kompleks dan sensitif.
Pelajaran yang Saya Ambil dari Burung Bayan
Ada satu momen waktu saya ke Taman Nasional Manusela di Seram. Di sana, saya diajak oleh penjaga taman untuk melihat bayan di alam liar. Kami duduk diam, hanya mendengarkan, dan akhirnya melihat seekor betina hinggap di dahan sambil mengawasi sekeliling.
Penjaga itu bilang, “Burung ini bisa hidup lebih dari 30 tahun, kalau di alam bebas.” Saya terdiam.
Mungkin ini terdengar lebay, tapi sejak itu saya merasa… burung bayan mengajarkan saya arti menghargai keindahan tanpa harus memilikinya. Kadang kita terlalu ingin memiliki sesuatu yang indah, tanpa mikir dampaknya.
Dan menurut saya, itulah pelajaran terbesar dari burung bayan.
Kita Punya Peran dalam Menjaga Keindahan Ini
Burung bayan bukan cuma soal keindahan visual dan kemampuan berbicara. Mereka adalah bagian dari ekosistem hutan tropis yang perlu kita jaga.
Kalau kamu suka burung bayan, dukung konservasi, jangan malah jadi bagian dari masalah. Ikut kampanye, edukasi teman, atau bantu penangkaran legal. Atau cukup dengan menyebarkan informasi seperti ini juga sudah membantu.
Kalau saya boleh rangkum, ini tiga hal penting:
Burung bayan indah, tapi tempatnya di hutan, bukan di sangkar.
Pelestarian lebih penting dari kepemilikan.
Kita semua punya peran menjaga kelestarian makhluk hidup, sekecil apapun itu.
Yuk, jangan cuma kagum. Kita bisa bantu mereka tetap hidup bebas dan bahagia.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Ikan Cichlid Narapidana: Cerita, Perawatan, dan Pelajaran dari Akuarium yang Gak Biasa disini